Ciptakan Generasi Berkualitas Lewat Organisasi

1002

Oleh : Heni Ismayanti

Organisasi merupakan salah satu wadah untuk membentuk individu-individu yang berkualitas demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Selain itu juga organisasi mampu menjadi sebuah wadah untuk membuat orang-orang yang berada di dalamnya menjadi orang yang memiliki jiwa sosial tinggi dan disiplin.

Di Perguruan Tinggi atau di Universitas terdapat banyak organisasi-organisasi kemahasiswaan, hal tersebut tiada lain untuk menciptakan manusia yang berkulitas.

Organisasi merupakan sebuah perkumpulan/hubungan yang sistematis dan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan, salah satu unsur dari organisasi mencakup pembagian kerja, mendapatkan tugas dan tanggug jawab yang berbeda demi untuk mencapai tujuan bersama terutama dalam menumbuhkan potensi secara indivudu.

Ada sebuah anggapan bahwa orang yang berorganisasi secara tidak langsung dirinya akan jauh lebih unggul dibandingkan dengan orang yang tidak berorganisasi. Mengapa bisa begitu ? karena orang-orang yang berorganisasi akan membawa dirinya kedalam lingkungan yang rasa sosialnya tinggi, sehingga mereka akan berusaha menjadi orang yang mempunyai rasa sosial tinggi. Selain itu tentu saja orang yang berorganisasi akan mendapatkan ilmu dan pengalaman yang banyak dan juga dapat menggali potensi yang di miliki.

Tetapi  bagi sebagian individu, organisasi hanyalah sebuah perkumpulan yang hanya menghabiskan waktu, menguras tenaga serta fikiran. Anggapan seperti itu sering di jumpai bagi para individu yang malas berorganisasi. Alasan mereka sangat tidak asing di dengar yaitu karena faktor orangtua yang tidak mengizinkan, menyita waktu bersama teman, dan kebanyakan orang yang berorganisasi menghabiskan banyak waktunya di luar rumah sehingga komunikasi dengan keluarga kurang.

Tidak hanya itu, sikap malas berorganisasi juga terjadi pada sekelompok masyarakat termasuk  guru. “jujur saja, mindset guru memang perlu ada perbaikan serius. Banyak guru yang malas mengembangkan diri”, ujar Sulistyo di kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (Kompas.com, 24 November 2014).

Sulistyo mengatakan, motivasi guru untuk bisa mengembangkan pengetahuannya sangat dibutuhkan, khususnya seperti era sekarang. Tekhnologi berkembang pesat, informasi kian mudah diakses melalui internet. Guru, harus menjadi pembeda di antara yang tersedia.

Dengan melihat fakta tersebut, bisa dikatakan bahwa organisasi merupakan salah satu penunjang keberhasilan atau kualitas diri dengan cara mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Bahkan tidak menutup kemungkinan organisasi bisa di jadikan sebagai gerbang kesuksesan.

Mungkin inilah saatnya kita melek terhadap jiwa sosial yang tinggi, dimana kita harus berpartisipasi dalam organisasi yang bisa mengembangkan kemampuan diri. Oleh karena itu, mestinya pihak kampus mendorong ataupun masyarakat harus ikut andil dalam mengembangkan organisasi baik formal maupun non formal. Karena ada beberapa kasus di perguruan tinggi yang melarang mahasiswanya untuk berorganisasi, hal itu menyebabkan potensinya tidak akan berkembang secara maksimal.

Selain itu dalam upaya mencegah pergaulan bebas yang beredar, harus adanya pengawasan khusus bagi pihak tertentu untuk bisa mengawasi emosional atau tingkah laku dan bisa mengantarkan diri di bidang yang di gemarinya sehingga ada upaya untuk meminimalisir tingkat kenakalan.

Harus kita ketahui bersama bahwa mahasiswa organisatoris pasti ber’akademis tapi mahasiswa yang ber’akademis tidak tentu berorganisatoris. banyak tokoh bangsa yang lahir dari organisasi-organisasi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di indonesia. Kebanyakan tokoh-tokoh itu masuk ke perguruan tinggi tidak semata mengeja nilai tinggi. Tetapi kebanyakan yang saya lihat mahasiswa seperti saat ini, hanya ingin cepat lulus, cari IPK tinggi, tanpa mencari softskill di dalam organisasi.

Melihat banyaknya para pemimpin yang kini duduk di pemerintahan itu dahulu kuliahnya juga pasti organisatoris, kini kampus telah di serang oleh arus materialisme yang membuat mahasiswa menjadi apatis, pragmatis, dan hedonis. Mahasiswa yang telah terjangkit wabah tersebut tentu saja tidak tertarik untuk mengikuti organisasi, padahal di dalam organisasi itu penuh dengan aktivitas diskusi.

Seperti apa itu mahasiswa berkualitas ? Mahasiswa berasal dari dua kata yaitu “Maha”  yang berarti besar, tidak terbatas, dan tidak pernah habis, sedangkan “Siswa” berarti orang yang menimba ilmu. Jadi mahasiswa berarti seseorang yang tidak pernah berhenti belajar dan terus menimba ilmu seluas-luasnya. Semangat mahasiswa dalam berorganisasi adalah salah satu wujud bahwa ikut serta membangun bangsa. Karena mahasiswa sebagai tulang punggung perjuangan bangsa yang akan menjadi virus dari tridharma perguruan tinggi yaitu, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

*Penulis adalah salah satu anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII Komisariat STAI DR.KHEZ.Muttaquen Purwakarta)