Bukan, Bukan Uang yang Mereka Harapkan

3089

Bukan, Bukan Uang yang Mereka Harapkan

Banser, begitu orang akrab memanggilnya. Seragam hijau loreng yang dipakainya hampir mirip seragam TNI. Dahulu waktu aku kecil, kupanggil mereka Pak Tentara.

Aku selalu menangis terharu mendengar banyak cerita mereka. Dari yang berkorban darah dan nyawanya untuk ikutserta menumpas PKI di Indonesia, rela mati demi memeluk bom menyelamatkan jemaat di suatu Gereja di Mojokerto, mereka yang selalu menjadi bahan fitnah dan olokan orang-orang pendengki, dan masih banyak lagi. Tak akan cukup aku tuliskan disini, terlalu banyak cerita, derita, halang rintang, cobaan dan ujian yang mereka hadapi.

Tetapi aku sangat kagum, mereka bisa menghadapi itu dengan tegas namun santai, dengan penuh senyuman bahkan masih sempat tertawa lepas diatas orang yang menertawakan mereka. Hebat, mereka semua orang-orang hebat !. Kalaupun ada gelar ‘Pahlawan Zaman Now’, merekalah yang berhak mendapatkan semua itu. Bagaimana tidak, sejak awal berdirinya Banser menjadi bagian daripada Ormas keagamaan NU, mereka setia dan mau berkorban paling depan demi menjaga kesatuan dan persatuan, baik dalam ormas NU maupun NKRI. Mereka ini hebat, sangat Hebat !!

Ada yang bertanya,
“Seorang Banser di gaji berapa ?”.
Gajinya memang tak banyak, amplopan, paling isinya duapuluh ribuan sekali ngepam. Bonusnya satu batang rokok dan satu gelas kopi, kadang pun satu gelas untuk dua hingga tiga orang, kadang bahkan mereka tak dapat gaji. Tapi mereka ikhlas demi mengabdi untuk NU dan untuk Negeri. Jangan lihat dari seberapa besar gaji yang mereka terima, tetapi lihatlah dari besarnya semangat mereka untuk Indonesia, untuk Nahdlatul Ulama dan untuk kita semua.

Bukan, bukan gaji yang mereka harapkan.
Mereka bahkan seakan tak butuh itu semua.
“Lalu apa?”
Mereka hanya ingin “Sami’na Wa Atho’na” kepada para Kyai dan Ulama mereka. Sebagian besar mereka bukan berasal dari keluarga konglomerat, keluarga yang ‘berada’ ataupun keluarga yang mampu.

Jangan nilai mereka dari segi harta, jabatan, kekuasaan dan kekurangan mereka. Tapi nilailah mereka dari hati, dari ikhlasnya mereka, dari toleransi mereka dan dari apa yang sudah mereka buat dan perjuangkan untuk kita semua, untuk aku, kau, kita, NU dan Indonesia.

Bravo, Banser !!
Kau pahlawan zaman now yang sesungguhnya !!
Siapa kita ? BANSER NU !!

Vinanda Febriani. Borobudur 12 Mei 2018.
Image Take by : Vinanda Febriani @Perwimanas NU 2017 in Magelang.