Belajar Dari China Meneguhkan Pancasila

146

Muhasabah Kebangsaan
Belajar Dari China Meneguhkan Pancasila


Oleh: Al-Zastrouw

Tanggal 30 sd 7 juni saya diberi kesempatan oleh UNIMA Indonesia (Union Internasinal d”la Marionette) berangkat ke China, menjadi official tim kesenian Indonesia mengikuti International Puppert Art Week di Nanchong, China .

Nanchong, zaman kuno disebut Anhan, terletak di sebelah Timur Laut Sichuan dg luas area 12.500 Km persegi dg jumlah penduduk 7.6jt jiwa. Di tengah kota, membelah sungai Jialing. Kota ini telah berdiri lebih dari 2200 tahun silam.

Kota ini telah melahirkan beberapa pesohor dan tokoh spt Luo Xiahong, Sima Xiangru, Jixin dalam dinasti Han, Jendral Zude, Luo Ruiqin, sang revolusioner Zhanglan dan bbrl kaum revolusioner lain pada masa revolusi China.

Kota tua ini mengalami peremajaan pada beberapa tahun terakhir. Pemerintah China melakukan pembangunan besar2an di wilayah ini. Gedung2 pencakar langit, apartemen dan rumah susu yg menjulang tinggi memenuhi area perkotaan seluas 116 km persegi. Di sepanjang tepian sungai Jialing dibangun pedestarian yang asri dan bersih, tempat pejalan kaki menikmati indahnya sungai di pagi dan senja hari.

Nanchong memang sedang dipersiapkan menjadi Kota Wisata Nasional, Taman Kota Nasional yang menjadi bagian penting dari kawasan ekomomi Chongqin-Chengdu seperti halnya kawasan Central City di timur laut Sichuan. Dg gedung dan berbagai sarana modern ini, kota tua Nanchong menjadi berwajah mudan

Nanchong merupakan kota budaya. Berbagai ragam warisan kebudayaan ada di sini. Sejarah pertanian murbey dan kerajinan sutra China telah ada di sini ratusan abad silam. Itulah sebabnya Nanchong juga disebut kota sutra. Tiga budaya kerajaan Nanchong yaitu budaya sutra, budaya revolusi merah dan kebudayaan sungai Jialing juga ada di kota ini.

Karena kekayaan seni budaya dan tradisi inilah maka Nanchong dijadikan sebagai kota budaya atau zona ekonomi yang berbasis seni budaya. Berbagai event seni budaya baik dalam skala nasional maupun internasional diselenggarakan di kota ini termasuk event International Puppet Art Week kali ini.

Pembangunan kota ini terkesan dilaksanakan dengan perencanaan dan pengelolaan yg baik. Sehingga tata ruang dan tata letak bangunan terlihat indah dan rapi, tidak semprawut.

Tak ada baliho, spanduk, poster dan iklan yg memajang wajah artis atau pilitisi yg menggangu keindahan kota. Semua wajah kota yg eksotik bisa dilihat scr telanjang tanpa terhalang oleh baliho dan spanduk iklan. Iklan2 promosi dipajang melalui layar LCD yg dipasang di tempat strategis shg bs mempercantik keindahan kota. Tak ada kaki lima yg mambuat jalanan macet. Tak ada kendaraan yg saling serobot yg bikin lalu lintas jd semprawut.

Semua ini terjadi karena pemerintah dan aparatnya bertidak tegas dlm penegakan hukum dan rakyatnya disiplin dan patuh menjalankan hukum (meski bukan hukum syariah….). Ini artinya mau hukum apapun asal dilaksanakan scr baik dan konsisten akan membuat kehidupan jd baik. Demikian sebaliknya.

Berdasarkan informasi yg saya terima (perlu dicek lbh lanjut), semua pembangunan di kota ini ditangani oleh negara. Mulai proses perencanaan, pembangunan sampai pengawasan semua dibiayai oleh negara, bukan swasta. Jadi semua itu tetap milik negara bukan milik swasta. Dengan demikian pemerintah memiliki otoritas mengatur penggunaan dan peruntukannya.

Inilah bedanya dg di negeri kita, banyak gedung mewah dg fasilitas yg megah menghiasi kota, terutama kota2 baru. Tapi kebanyakan milik swasta, bukan milik negara. Akibatnya pemerintah tak py hak mengatur penggunaannya. Krn milik para pengusaha, maka mereka bebas menjual kpd siapa saja yg bisa membelinya.

Hal lain yg menarik adalah, pembangunan di kota Nanchong tetap.menjaga dan memperhatikan akar2 budaya, tradisi yang ada. Dengan kata lain pemerintah China mampu menggali nilai2 dan spirit yg ada dalam tradisi dan budaya lokal masyarakatnya kemudian menjadikannya sebagai bahan (resources) unt membangun menuju modernitas.

Kemampuan bangsa China melakukan rekonstruksi tradisi dan budaya inilah yg membuatnya menjadi bangsa yg berkarakter kuat, bisa menjadi bangsa modern tanpa kehilangan identitas dan jati diri. Bangsa yg tdk hanyut dalam tekanan dan kepungan arus modernitas tanpa harus menolak keberadaan modernitas.

Secara sosilogis-antropolohis dan factual-historis bangsa Indonesia memiliki potensi budaya dan tradisi yg banyak dan beragam. Jika hal ini digali dan dikembang secata serius, seperti yg dilakukan oleh pemerintah China, maka akan jd modal sosial dan kultural yang memiliki nilai strategis dan ekonomis unt unt membangun Indonesia menjadi bangsa modern yg tetap berkarakter Nusantara.

Untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yg maju dan sejahtera kita tak perlu mengubah negri ini menjadi negara Islam. Atau menjadikan syariah Islam sbg hukum formal di negeri ini. Krn hal ini hanya akan membuat bangsa ini retak dan terjebak dalam konflik berkepanjangan. Dan tanpa inipun ummat Islam di negeri ini bisa menjalankan syatiat Islam dengan baik.

Ini bukan berarti kami anti syatiat Islam atau negara Islam. Bagi kami, ummat Islam Indonesia, Pancasila adalah sublimasi dari intisari ajaran Islam yg memuat aspek aqidah, syariah dan tasawwuf (akhlaq), sebagaimana yg disampaikan oleh Kyai Hamid Kajoran Magelang. Dengan demikian, kalau ummat Islam Indonesia menjalankan Pancasila dg baik dan istiqamah dia akan menjadi ummat Islam yg baik.

Cukup dengan bentuk negara NKRI yg berdasarkan Pancasila dan UUD 45 bangsa ini akan maju dan sejahtera jika pemerintah dan para pemimpin bangsa menjalankannya scr tegas dan konsekwen, seperti yg dicontohkan oleh pemerintah dan pemimpin China dlm me jalankan amanahnya. Kemudian rakyatnya menjalankan dasar negaranya scr disiplin dan patuh spt yg dilakukan oleh rakyat China.

Saya yakin jika pemerintah dan rakyat Indonesia bisa menjalankan dasar negara, Pancasila, secara konsisten dan serius maka bangsa ini akan menjadi bangsa besar spt China bahkan bisa lebih besar dari China. Keyakinan inilah yg membuatku tetap bangga menjadi bangsa Indonesia.

Dirgahayu Pancasila
Nanchong, 1 Juni 2017