ASPIRASI SANTRI UNTUK BANGSA INDONESIA TERCINTA

280

Oleh : Husni Ma’ruf*

NKRI HARGA MATI !! inilah ikhtiar final para ulama yang mendirikan Republik Indonesia, santri merupakan bagian dari Ulama dan Ulama bagian dari pejuang kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu bangsa Indonesia jelas milik para santri dan ulama. Apabila ada kelompok atau siapapun yang akan memecah belah kedaulatan NKRI kami siap melakukan Resolusi Zihad membela Negara Indonesia sebagaimana halnya fatwa Hadrotussyaikh KH M Hasyim Asy’ari tempo dulu.

Refublik ini mahal harganya, sudah banyak tumpah darah yang di korbankan demi kemerdekaan RI. Jangan sampai hasil perjuangan leluhur kita di sia-siakan Oleh ego dan kepentingan kelompok kecil, apalagi santri dan alumni pesantren jangan sampai terkontaminasi dan dimanpaatkan dengan isu membela Islam, kita santri lebih besar dari mereka (kelompok Radikal-red), santri punya sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan RI,  santri sudah punya cara sendiri dalam membela Islam, kita tetap konsisten membina umat, mengajarkan aqidah membenahi akhlak umat dan menanamkan rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa Indonesia tercinta.

Sementara sekarang ini, ada sekelompok kecil di Indonesia yang tidak tahu asal usul sejarah santri dan Ulama yang sebenarnya, padahal Nusantara ( NU, Santri dan Tentara) sangat besar kontribusinya untuk bangsa Indonesia. Pokoknya jangan so tahu lah..!  kalau anda tidak pernah menjadi santri dan tidak pernah belajar kepada Muassis dan para pejuang pejuang NU,  karena belakangan ini banyak santri dan kyai dadakan dia tidak pernah mondok dan tdak pernah belajar agama pada ulama, hanya saja dia belajar membaca buku dan membuka internet, jadi deh mubaligh dan di panggil Kyai Haji. Apakah segampang itu anda menjadi seorang kyai. Sementara kami yang mondok belasan tahun sampai 14 PAN Ilmu kami pelajari, kami tidak berani menyebut bahwa kami adalah kyai.

Nama Saya Husni Ma’ruf saya salah satu santri yang mondok di Ponpes LIunggunung Plered purwakarta, selama saya mondok guru saya selalu  mengajarkan Islam yang Rahmatan Lil aalamin, bahkan ia mengajarkan bahwa membela tanah air adalah kewajiban para santri. Jadi , bahwa Keilmuan itu harus berdasrkan sanad yang jelas, kita bersandar kepada Ulama-ulama yang pemahaman Islamnya ala Islam Indonesia, walaupun keilmuan di kitab kuning di dominasi oleh para ulama dari timur tengah, tetapi Ulama kita mensyurahkan/menerjemahkan kitab kitab kuning tersebut di sesuaikan dengan kearifan lokal Indonesia. Bukan berarti datangnya kitab kuning dari timur tengah lantas kita harus mengikuti budaya orang lain, kita tetap menyesuaikan dengan adat istiadat Indonesia. kita orang Indonesia yang beragama Islam dan orang Islam yang yang berbangsa Indonesia.

Kalangan pesantren harus mewaspadai Kelompok Islam Radikal hari ini ingin menguasai dunia pesantren, padahal jelas pesantren miliknya Nahdlatul Ulama (NU), dia mengakui bahwa jumlah dia itu sedikit, tapi dia bisa mewarnai jumlah kelompok yang banyak.

Pesantren-pesantren yang terbawa arus pergaulan dengan kelompok radikal. Kami paham bahwa anda yang terbawa arus oleh Islam Radikal niatannya murni karena Allah ingin membela Agama Islam, sebagai bentuk kepedulain anda sebagai Umat Islam. Tetapi jangan salah anda hanya dimanfaatkan oleh mereka, alhasil, mari kita kembali kepada ajaran ajaran ulama dan kasepuhan kita terdahulu. Mereka tidak gampang menyalahkan bahkan mengkafir-kafirkan orang lain.

apalagi sekarang ini baru saja paham agama dari broadcast BBM / WA sudah berani beraninya mengatakan salah pada kyai-kyai yang sah yang sudah diperhitungkan keilmuan dan keshalehannya. Itu akibat belajar tidak bersanad kepada para ulama.

Demikian aspirasi kami selaku santri yang masih mondok di satu pesantren salafiah pesantren kami tanpa adanya sekolah formal.

 

* Salah satu santri yang mondok di Ponpes Liunggunung Plered