Anggota Fraksi Golkar Minta Pemprov Jabar Libatkan Pesantren Tangani Covid 19

34

Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Partai Golkar, Edi Rusyandi meminta pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk melibatkan Pondok Pesantren dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19.

Menurutnya, pondok pesantren merupakan salah satu komunitas strategis untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Dimana pesantren merupakan tempat tinggal santri yang jumlahnya bisa mencapai ribuan, dan menjadi salah satu tempat yang banyak didatangi orang. Sehingga perlu adanya perhatian.

“Disayangkan hingga saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum melibatkan Pondok Pesantren secara serius dalam upaya menangani penyebaran covid 19. Ponpes seolah dibiarkan sendiri melawan penyebaran virus corona. Padahal di Jawa Barat sendiri terdapat belasan ribu pesantren yang dihuni oleh ribuan santri dan rentan terpapar oleh wabah virus covid-19, baik aspek kesehatan, pendidikan maupun juga ekonomi,” ujar Edi dalam rilisnya, Rabu (27/5/20).

Edi Rusyandi yang juga merupakan wakil ketua GP Ansor Jawa Barat ini mengungkapkan banyak pondok pesantren di Jawa Barat yang telah meliburkan santrinya beberapa bulan terkahir.

Pasca lebaran ini, sebagian pesantren dijadwalkan akan memulai kembali aktifitas pengajian. Menurutnya dalam konteks new normal yang diwacanakan pemerintah, kehidupan pesantren ke depan harus ikut dirumuskan.

“Apalagi untuk mengikuti protokol kesehatan di lingkungan pesantren bukan perkara mudah dengan sarana prasarana yang sangat terbatas. Ini harus dipikirkan oleh pemeritah daerah,” tegas Edi.

Edi mengaku telah bersilaturahmi ke beberapa pesantren. Banyak pimpinan pesantren yang mengutarakan tidak adanya sosialisasi maupun upaya merangkul keterlibatan pesantren dalam pencegahan covid-19, baik urusan mitigasi kesehatan maupun jaring pengaman sosial.

Pedahal menurut Edi, pesantren memiliki posisi strategis di tengah masyarakat. Pesantren tidak hanya mengurusi soal agama, tapi juga urusan lingkungan masyarakat sekitar. Termasuk dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, yang rata-rata masyarakat kurang mampu pedesaan.

“Posisi ini sebaiknya diperankan oleh pemerintah daerah, para kyai pesantren ini selain memberikan penyadaran kepada para santri juga memberikan edukasi terkait wabah covid-19 kepada masyarakat. Dan itu bisa lebih efektif, bisa lebih kena dan didengar dibanding tokoh lainnya.”

“Apalagi di bawah, urusan bansos terkait covid-19 potensi gesekannya tinggi sekali. Nah, pada urusan semacam ini, sesungguhnya pesantren bisa diperankan untuk tetap menjaga harmoni masyarakat. Termasuk urusan social distancing dan PSBB yang tidak optimal,” paparnya.

Edi berharap, gubernur selaku eksekutif bisa membuat kebijakan untuk melibatkan pesantren dalam menangani pencegahan virus covid-19.

“Cobalah oleh gubernur ajak dialog, diskusi kalangan pesantren di Jabar ini. Beliau kan cucu kyai besar. Jadi, bukan hanya pengusaha yang diajak badami urusan pandemi. Para kyai pesantren juga patut diajak dan diapresiasi,” pintanya.

Sampai saat ini, perkembangan penyebaran covid-19 di Jawa Barat masih mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang dimuat situs pikobar.jabarprov.go.id pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2020, tercatat sebanyak 2.130 orang terkonfirmasi positif corona, 505 orang dinyatakan sembuh, dan 137 orang meninggal dunia.

___
Reporter: Ang Rifkiyal