Akui Tidak Paham, Jawara Yang Tantang Perang Terbuka Sampai Mati Ini Akhirnya Minta Maaf dan Siap Bergabung Banser

18315

Bandung, (Ansorjabar Online)

Peritiwa penolakan ceramah Khalid Basalamah oleh GP Ansor Sidoarjo beberapa waktu lalu menimbulkan pro dan kontra sebagian masyarakat. Banyak yang mendukung, dan ada sebagian yang kurang faham dengan langkah tersebut.

Salah satunya pemilik akun facebook atas nama Liwa Setiawan sempat memposting kata-kata pada beberapa group yang isinya hujatan dan menantang pasukan Banser untuk perang terbuka sampai mati.

“Pasukan Banser KLO punya nyali ayo kita perang terbuka semati matinya. Ini akun Gua yang asli…”, tulis akun Liwa Setiawan. Postingan akun Liwa ini mendapatkan ribuan tanggapan.

Namun berselang beberapa hari, beredar sebuah video yang mengungkap penyesalan dan permohonan maaf Liwa Setiawan kepada segenap keluarga Banser.

“Sangat menyayangkan apa yang terjadi. Sedangkan saya tidak mengetahui sebenarnya seperti apa”, kata Liwa

Dalam video berdurasi 01:04 ini Liwa mengaku berkonsultasi dengan para kyai di Pesantren Fauzan Garut. Dari para kyai di Pesantren Fauzan ini, Liwa mendapatkan pemahaman atas tindakan Banser dan menyesalinya. Liwa pun menyampakan permohonan maafnya kepada seluruh Banser.

“Alhamdulillah, setelah saya bertanya kepada guru saya disini fauzan, ada Ceng Uuh, Ceng Sasan. Alhamdulillah akhirnya saya dikasih pemahaman dan pengertian bahwa tujuan seperti itu. Bahwa kemarin itu memang sudah seharusnya dilakukan oleh pihak Banser. Oleh karena itu, saya  benar-benar mohon maaf kepada seluruh Banser, khususnya yang ada di kabupaten Garut. Kesalahan saya mohon dimaafkan. Terimakasih. Dan saya insyaalloh bergabung dengan Banser” pungkasnya.

Selain melalui video, Liwa juga memposting permohonan maafnya di grup Sahabat Gus Dur. Dia menjelaskan bahwa postingannya tersebut karena bermaksud membela ulama, namun tidak mengerti ulama yang harus dibela.

“Jujur awalnya saya emosi melihat sikap Banser yang sudah membubarkan pengajian di Sidoarjo. Nah itulah kesalahan saya dan saya minta maaf. Dan benarnya saya membela ulama tapi saya tidak mengerti mana ulama yang harus saya bela pokonya setiap para kyai ulama bila ada yang mencoba mengusik saya akan murka”, tulisnya.

Dia mengajak kepada ummat Islam khususnya warga NU untuk tidak mudah diadu domba oleh politik dan kekuasaan.

“Dan Alhamdulillah banyak sekali hikmah yang saya dapatkan dari kejadian ini.. Intinya Saya pribadi sangat berharap agar seluruh umat Islam khususnya NU jangan mau di adu domba oleh kepentingan politik Dan kekuasaan yang pada akhirnya membuat kita harus terpecah belah”, tulis Liwa.

Di akhir tulisannya Liwa menyampaikan salam persaudaraan. (edi)