Ajengan Bubung: Empat Pondasi Awal Pendidikan Terhadap Anak

231

Tasikmalaya, (ansorjabar online)
Kita manusia diberikan fasilitas akal oleh Allah SWT. Dengan akal dapat menembus kebodohan menjadi pintar, dari hal yang buruk menjadi baik dan ketidakpahaman jadi mengerti. Isilah dengan ilmu, karena Ilmu tidak akan pernah habis untuk dicari selama hayat di kandung badan.

Jika ada orang tua yang memasukan buah hati masuk Pesantren, dan yang diharapkan dari seorang anaknya agar dapat menjaga Fikrah, Akidah, Mental dan Ideologinya, maka keputusan tersebut sudah tepat.

Hal itu adalah ungkapan awal dari isi Tausiyah khas Nada dan Dakwah Ajengan Bubung Nizar Pamungkas dalam acara Imtihan dan Peringatan Isra Mi’raj di halaman Pondok Pesantren Raudlatul Huda Cilendek, Kecamatan Cibeureum, Senin 4 Sya’ban 1438 H.

Sambil mengutip surat al-Baqarah Ayat 201, menurut Ajengan Bubung, baiknya semasa hidup di dunia berakibat kehidupan baik di akhirat, keselamatan akhirat juga dikarenakan menebar keselamatan di dunia. “Addunya Majro’atul Aakhiroh, perbanyaklah amal kebaikan di dunia, InsyaAlloh kehidupan yang baik sudah Allah siapkan di akhirat” Tutur Ketua MDS Rijalul Ansor Kota Tasik ini.

Karena Addiinu Annasiihah, Ajengan Bubung meneruskan, salah satu kenikmatan dunia yang jarang disadari adalah kesehatan, dengan kesehatan sepantasnya bersyukur, terlebih bisa meraih amal saleh dengan kebaikan yang diberikan Allah pada kita.

Kebahagiaan lain di dunia menurutnya, ketika memiliki anak yang saleh, taat dan patuh pada orang tuanya serta tidak melalaikan kewajiban terhadap Rabbnya.

“Perwujudan lain dari Fiddunya hasanah adalah Aulaadul abror, memiliki anak yang baik, saleh dan salehah adalah dambaan setiap orang tua, tapi sebagai orang tua jangan egois, kesalehan hanya dibebankan pada anak tanpa uswatun hasanah orang tuanya.” Papar Pimpinan Ponpes al-Mukhtariyah Mangkubumi ini.

Untuk mewujudkan anak-anak yang baik tersebut, Ajengan Bubung menguraikan, setidaknya ada empat hal yang harus dilakukan orang tua agar berdampak positif pada anak.

“Konsep mendidik anak diawali dengan An yuhsina ismahu, berilah nama yang bermakna baik, tidak harus keArab-araban tanpa paham artinya, janganlah nama Abu Jahal dipakai. Kedua An yuhsina adabahu, beri contoh baik pada anak, karena al Umm madrosatul ula, dan anak adalah miniatur orang tuanya. Ketiga An yu’allimal kitaba wal hikmah, memberi pendidikan pada anak untuk mengenal sumber ilmu dengan arahan guru kompeten di bidangnya, dan terakhir La yurzikuhiu illa bilhalali wattoyyibah, beri nafkah yang halal dan hidangan yang bergizi, kehalalal lebih utama karena akan jadi darah dan daging.” Tukasnya.

Acara yang dilangsungkan di Ponpes Pimpinan KH. Abun Bunyamin dengan tema ‘Kreatifitas Menuju Insan Berkualitas’ ini berlangsung lancar. Selain para santri, juga berhasil menarik perhatian dan animo warga masyarakat untuk ikut menyimaknya, terbukti dari awal acara sampai selesai tidak satupun yang beranjak dari tempat duduknya. (a.Arif)